Postingan pertama setelah hampir 5 tahun vakum ngeblog. Kali ini mau menulis tentang kejadian hari ini, saat si kakak tidak mau mandi sampai akhirnya waktu tidur malam tiba. Awalnya karena 1si kakak ga tahan mau pipis dan akhirnya sudah pipis duluan sebelum celananya dibuka,tapi oh well ga papa, semoga setelah ini mau dimandikan karena sekalian dicebokin,tapi yang ada malah minta mandi air dingin, laah…ini sudah jam 21.00 wita , bukan saat yang tepat dong. Dari situlah proses negosiasi yang menarik tiba, sampai akhirnya si kakak kekeuh banget ga mau mandi karena ga pake air dingin,ya sudah ibu tingggal dikamar mandi dengan lampu padam, berharap dia akan berubah pikiran. Sampai akhirnya ayah ikutan membujuk karena sudah cukup larut untuk kakak yang biasanya tidur setelah isya. Ternyata bujukan ayah selama setengah jam tidak membuatnya bergeming walau saat itu dia sudah kedinginan dan malah meminta dimandikan ibu,padahal sebelumnya ga mau sama ibu. Lalu saya coba menanyakannya lagi, dan akhirnya dia mau alhamdulillah, lancar jaya mandi dst sampai dia tidur. Pelajaran yang ingin saya tanamkan adalah proses penyampaian pendapat dimana tidak ada yang memaksakan kehendak, tetapi bermusyawarah mencari kesepakatan bersama, memang proses ini makan waktu lama dan sebenarnya saya kasian karena dia sudah kedinginan dan ditambah nangis bombay. Ga pengen dia sakit makanya prosesnya dipercepat dengan ibu menuruti maunya dia untuk dimandikan,karena sudah terlanjur basah akibat diguyur ibu sebelumnya karena tidak mau dilepas bajunya. Kerasa sekali, time flies, anak kami sudah punya keinginan yang ingin dituruti dan begitu juga kami sebagai orang tua juga punya pemikiran yang berbeda yang ingin dipatuhi juga. Kalau mau cepat sih dari tadi sudah langsung dipaksa buka baju dan langsung aja dimandikan, tapi tidak akan ada dialog disitu dan seperti diktator yang memaksakan kehendak. padahal kami ingin anak kami bisa menyuarakan keinginannya dengan nyaman. Mungkin dari banyak buku parenting yang dibaca dan video yang dilihat tidak akan pernah terimplementasikan jika ga praktek untuk bunda sayang ini. Biasa baca buku sambil manggut manggut dan sambil membayangkan tapi kalo merasakannya sendiri pasti berbeda, dimana biasanya pikiran dipenuhi emosi terlebih dahulu. Ya memang makin besar anak tentu sudah berpikir makin kompleks dan punya pemikiran sendiri, memang harus murah senyum, sabar dan peka terhadap perasaan anak, agar anak juga merasa di-uwongke kalo kata orang jawa. Semoga tulisan tidak hanya sekedar tulisan dan kami ingin bisa merawat titipanmu yang begitu unik ini dengan baik.